Beberapa Pelajaran yang Dapat Kita Ambil Melalui Nama Allah Al-Kariim
Selanjutnya, kita sebutkan beberapa faidah atau pelajaran yang bisa kita ambil dari mengetahui dan memahami makna nama Allah Al-Kariim, yang merupakan tujuan yang sesungguhnya bagi seorang muslim dalam mengetahui nama-nama Allah tersebut. Di mana hal tersebut memberikan bekas dan pengaruh kepada iman dan ibadah, serta akhlak seorang muslim dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan memahami makna nama Allah Al-Kariim akan menumbuhkan sifat-sifat yang mulia dalam diri seorang muslim, di antaranya:
1. Menanamkan sifat mulia dalam diri seorang muslim, karena Allah Mahamulia mencintai orang yang bersifat mulia.
Berkata Imam Ibnul Qayyim, “Makhluk yang paling dicintai Allah adalah orang yang mampu bersifat dengan tuntutan dari penjabaran dari sifat-sifat Allah. Maka, Allah Mahamulia, maka Ia mencintai orang yang memiliki sifat mulia dari para hamba-Nya.” (Al-Waabil Ash-Shayyib, 49).
2. Menanamkan sifat pemurah dalam diri seorang muslim, karena di antara makna Al Kariim “Maha Pemurah“. Tentu Allah amat mencintai orang yang bersifat pemurah. Dan Allah membeci orang yang bersifat kikir. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah,
هَا أَنْتُمْ هَؤُلَاءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَمِنْكُمْ مَنْ يَبْخَلُ وَمَنْ يَبْخَلْ فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَفْسِهِ وَاللَّهُ الْغَنِيُّ وَأَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ
“Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka, di antara kamu ada yang kikir dan siapa yang kiki,r sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Mahakaya, sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling, niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini.” (QS. Muhammad: 38).
3. Menumbuhkan rasa cinta yang dalam diri seorang muslim kepada Allah, karena Allah bersifat Maha Pemurah. Allah memberi nikmat tanpa batas kepadanya meskipun tanpa diminta.
4. Wajibnya memuliakan kitab Allah yaitu Al-Qur’anul Karim. Karena, Al-Quran adalah Kalam Allah yang mulia. Yang diturunkan melalui perantara malaikat yang mulia kepada Rasul yang mulia.
5. Wajibnya memuliakan malaikat-malaikat Allah, di antaranya malaikat jibril, barangsiapa yang membencinya, maka ia adalah musuh Allah. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah,
مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِلَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ فَإِنَّ اللَّهَ عَدُوٌّ لِلْكَافِرِينَ
“Barangsiapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 98).
6. Wajibnya mencintai para rasul Allah, barangsiapa yang membenci salah seorang di antara mereka, maka ia adalah musuh Allah. Sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas.
7. Menumbuhkan sifat suka memuliakan tetangga dan tamu, sebagaimana dianjurkan dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: “من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم جاره ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه” متفق عليه
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata, telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya, barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya.“ (HR. Muttafaqun ‘alaih),
8. Menumbuhkan sifat suka pemaaf, karena Allah menyukai sifat pemaaf. Karena itu nama Allah Al–Kariim digandeng dengan nama Allah Al–‘Afw sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam berikut,
“اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني”. رواه الترمذي وقال: هذا حديث حسن صحيح
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Mahamulia, Engkau mecintai sifat pemaaf, maka berilah maaf tehadap aku.“ (HR. At-Tirmidzi, hadits hasan shahih).
9. Mendorong kita untuk selalu berdoa kepada Allah, karena Allah Maha Pemurah terhadap hambanya. Allah malu mengembalikan tangan hamba dalam keadaan kosong yang diangkat saat berdoa. Karena, nama Allah Al-Kariim digandeng dengan nama Allah Al-Hayiyyu sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam berikut,
عن سلمان الفارسي رضي الله عنه: عن النبي صلى الله عليه و سلم قال: “إِنَّ اللَّهَ حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي إِذَا رَفَعَ الرَّجُلُ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا خَائِبَتَيْنِا”. رواه أبو داود والترمذي، قال الشيخ الألباني : صحيح.
Dari Salman Al-Farisy radhiallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, “Sesungguhnya, Allah Mahamalu lagi Mahamulia, Allah malu apabila seseorang mengangkat kedua tangannya kepada-Nya mengembalikannya dalam keadaan kosong lagi merugi.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi, berkata Syaikh Al-Albani, “Shahih”).
Demikianlah bahasan kita kali ini, semoga Allah menjadikan kita orang yang bersifat mulia lagi pemurah. Dan menjadikan kita orang yang mencintai segala hal yang mulia baik berbentuk keyakinan, ucapan maupun tindakan dan perbuatan. Wallahu A’lam.
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت وأستغفرك وأتوب إليك.
Penulis: Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra, M.A.
Artikel www.Dzikra.com
Artikel Terkait:
Penjelasan Nama Allah “Al-Kariim” (Seri 1)
Akibat-akibat Buruk Perbuatan Dosa (Seri 1)
Akibat-akibat Buruk Perbuatan Dosa (Seri 2)
Akibat-akibat Buruk Perbuatan Dosa (Seri 3)
Akibat-akibat Buruk Perbuatan Dosa (Seri 4)